Rabu, 14 Desember 2011

mendesain jaringan distribusi dan aplikasi untuk e-business

Dalam artikel kali ini kami akan mencoba memberikan informasi kepada kalian tentang jenis – jenis model distribusi jaringan di dalan supply chain itu sendiri. Supply chain merupakan suatu sistem terintegrasi satu sama lain, jadi diperlukan koordinasi yang baik dari hulu sampai hilir, dari bahan baku yang di berikan ke pabrik oleh supplier hingga nanti di pabrik menghasilkan produk jadi dan lalu dikirimkan ke semua konsumennya. Disinilah peran distribusi sangat penting, karena dengan distribusi semua material baik bahan baku maupun produk jadi dapat disalurkan ke masing – masing pihak yang membutuhkan dalam supply chain. Di dalam supply chain sendiri ada beberapa jenis distribus yang ada yaitu :
•        Manufacturer Storage Wth Direct Shipping
              Tipe distribusi ini produk yang dihasilkan di pabrik langsung dikirimkan kepada konsumen akhir tanpa harus melewati retailer. Fungsi retailer disini adalah hanya sebagai penyampai pesen (informasi) dari konsumen ke pabrik/manufaktur. Keuntungan terbesar menggunakan tipe distribusi ini adalah sentralisasi inventori, sehingga manufaktur/pabrik dapat mengumpulkan inventori dari semua permintaan oleh supplier yang disupportnya dampaknya biaya inventori yang dibutuhkan bisa ditekan tidak terlalu mahal, akan tetapi kekurangannya adalah lead time dari produk yang dikirimkan yang memakan waktu yang cukup lama, penggunaan mode transportasi yang berbeda dan dengan jarak yang berbeda – beda pula dari setiap konsumen yang minta dilayani akan menyebabkan biaya transportasi yang cukup mahal.
•        Manufacturer Storage With Direct Shipping and In-Transit Merge
             Tidak seperti  tipe direct shpping murni, tipe ini terdapat sedikit modifikasi dalam pendistribusiannya. Jika direct shippng langsung mengirimkan produk dari pabrik ke konsumen, in-transit merge ini jadi produk tersebut dikumpulkan dulu di suatu tempat (hub), tempat tersebut berfungsi untuk penggabungan beberapa order produk yang berbeda satu sama lainnya dan dari tempat yang berbeda kemudian di tempat tersebut (hub) dilakukan agregasi sehingga nantinya akan dilakukan satu kali pengiriman kepada konsumen. Contohnya adalah perusahaan Dell, ketika konsumen memesan PC dari Dell bersamaan dengan pemesanan monitor dari Sony, kedua produk tersebut dikumpulkan terlebih dahulu di Hub lalu kemudian dilakukan agregasi dan setelah itu  dikirmkan kepada konsumen. Keuntungan dari tipe ini adalah biaya inventori produk tidak terlalu tinggi, akan tetapi kelemahannya adalah biaya transportasi yang masih cukup mahal, tpi masih lebih baik dibandingkan dengan direct shipping.
•        Distributor Storage With Carrier Delivery
              Untuk tipe ini inventori dari produk tidak dipegang oleh manufaktur/pabrik sendiri melainkan dipegang oleh distributor/retailer.  Tipe distribusi in membutuhkan tingakatan level inventori yang cukup tinggi, dikarenakan demand yang terjadi fluktuatif tidak dapat diprediksi. Keuntungan dari tipe distribusi ini adalah dibandingkan dengan manufacturer storage untuk biaya transportasi lebih murah, tingkat responsive terhadap konsumen lebih tinggi dibandingkan dengan manufacturer storage akan tetapi kelemahannya adalah biaya untuk inventori produk cukup tinggi.
•        Distributor Storage With Last-Mile Delivery
              Last Mile Delivery maksudnya adalah mengirimkan produk ke rumah – rumah konsumen menggunakan paket – paket. Tidak seperti pada carrier delivery, last mile membutuhkan warehouse/distributor storage yang lebih dekat dengan pelanggan. Tipe ini juga hampir sama dengan Carrier Delivery yaitu membuthkan biaya inventori cukup tinggi, selain itu biaya transportasi yang cukup tinggi menjadi kekurangan dari tipe distribusi ini. Keuntungan dengan tipe distribusi ini adalah untuk permasalahan responsive adalah sangat bagus, hal ini dikarenakan karena distributor storage / warehouse ditempatkan di tempat – tempat yang dekat dengan konsumen.
•        Manufacturer Or Distributor Storage With Customer Pickup
              Pada tipe ini inventori disimpan di pabrik/manufaktur tetapi konsumen memberikan order mereka secara online atau dengan komunikasi telepon dan nantinya akan ada yang mengambil pesanan tersebut di tempat pemngambilan pemesanan tertentu. Kelebihan dari tipe ini adalah biaya transportasi yang tidak terlalu mahal, kekurangannya adalah ketika nantinya perusahaan akan menambah suatu tempat customer pick up makan akan menyebabkan biaya fasilitas yang tinggi.
•        Retail Storage With Customer Pickup
               Tipe ini adalah tipe tradisional dari semua jenis distribusi yang ada dalam supply chain, inventori disimpan di dalam toko. Pelanggan datang ke toko untuk melakukan pemesanan dan pembelian . Keuntungannya adalah biaya transportasi yang cukup murah, kekuranggannya adalah biaya inventori yang cukup tinggi

Supplier Relationship


     Definisi Supplier Buyer Relationship
Supplier Buyer Relationship merupakan suatu relasi yang dibangun untuk menyesuaikan tipe kontrak kerja berdasarkan dari klasifikasi barang metode Supply Positioning Model.
     Klasifikasi Supplier Buyer Relationship
Klasifikasi Supplier Buyer Relationship dibagi menjadi 7 (tujuh) tipe kontrak kerja yaitu Spot Purchasing, Regular Trading, Call-Off Contracts, Fixed contracts, Partnership, Joint ventures, dan Internal provision. Perbedaan diantara ketujuh tipe kontrak tersebut sebagai berikut:
a.       Spot Purchasing :
-                Jangka waktu : jangka pendek.
-                Tingkat kepercayaan : rendah.
-                Tingkat pelayanannya pemasok terhadap pembeli: rendah.
-                Kemampuan pemasok terhadap pembeli: tidak ada.
-                Jumlah pemasok: banyak.
-                Produknya standar dan resiko terhadap persediaan kecil.
-                Tidak memiliki hubungan yang dekat antara pembeli dan pemasok.
-                Biaya negoisasi rendah.
-                Mudah berganti-ganti pemasok.
b.      Regular Trading :
-                Jangka waktu : jangka sedang.
-                Tingkat kepercayaan : beberapa kepercayaannya berkembang.
-                Tingkat pelayanannya pemasok terhadap pembeli: sedang.
-                Kemampuan pemasok terhadap pembeli: dasar atau biasa (standar).
-                Pembelian sering.
-                Kebutuhan sukar untuk diramalkan.
-                Spesifikasi produk berubah-ubah.
-                Jika menggunakan satu pemasok maka pemasok tersebut akan lebih menyukainya.
c.       Call-Off Contract :
-                Jangka waktu : jangka sedang ke jangka panjang.
-                Tingkat kepercayaan : kekerabatan.
-                Tingkat pelayanannya pemasok terhadap pembeli: sedang.
-                Kemampuan pemasok terhadap pembeli: kunci dari aspek persediaan.
-                Pembelian sering.
-                Kebutuhan dapat diprediksi.
-                Harga dapat ditetapkan.
-                Tidak ada komitmen terhadap suatu spesifikasi.

d.      Fixed Contract :
-                Jangka waktu : jangka sedang ke jangka panjang.
-                Tingkat kepercayaan : kekerabatan.
-                Tingkat pelayanannya pemasok terhadap pembeli: sedang ke tinggi.
-                Kemampuan pemasok terhadap pembeli: kunci dari aspek persediaan.
-                Pembelian sering.
-                Kebutuhan dapat diprediksi.
-                Harga dapat ditetapkan.
-                Sanggup untuk membeli produk setelah jangka waktu tertentu.
e.       Partnership :
-                Jangka waktu : jangka panjang.
-                Tingkat kepercayaan : tinggi.
-                Tingkat pelayanannya pemasok terhadap pembeli: tinggi.
-                Kemampuan pemasok terhadap pembeli: kunci dari aspek persediaan.
-                Ada kerjasama dengan penyalur.
-                Membuat rencana bersama-sama, saling menukar informasi.
f.       Joint Venture :
-                Jangka waktu : jangka panjang.
-                Tingkat kepercayaan : harus ada jaminan.
-                Tingkat pelayanannya pemasok terhadap pembeli: sangat tinggi.
-                Kemampuan pemasok terhadap pembeli: kunci dari aspek persediaan.
-                Ada kerjasama dengan penyalur.
-                Dapat mengatur dari sumber untuk persediaan.
-                Melibatkan dua-lebih perusahaan.
g.      Internal Provision :
-                Jangka waktu : jangka panjang.
-                Tingkat kepercayaan : harus ada jaminan.
-                Tingkat pelayanannya pemasok terhadap pembeli: paling tinggi.
-                Kemampuan pemasok terhadap pembeli: bagian dari sistem persediaan.
-                Sumber persediaan dari dalam perusahaan.

Outsourcing

Pengertian Outsourcing ialah Melakukan kontrak dengan perusahaan lain yang dapat menyewa ahli teknik papan atas dengan mendistribusikan waktu mereka atas sejumlah kontrak. Perusahaan luar itu dapat menjalankan sebagian atau seluruh operasi TI perusahaan, yang mencakup jaringan, pusat data, pemeliharaan, dan atau pengembangan software.
Dari beberapa sudut pandang, outsourcing ini dianggap sebagai sarana untuk mengurangi biaya, menurunkan pekerjaan agar memungkinkan suatu perusahaan berkonsentrasi pada sejumlah aspek penting pengembangan dan penggunaan teknologi informasi, dan mengakses keterampilan yang mahal yang akan menjadi terlalu mahal jika harus diusahakan sendiri oleh perusahaan.
Outsourcing melibatkan transfer manajemen dan / atau hari-hari pelaksanaan seluruh fungsi bisnis eksternal untuk layanan selular. Klien organisasi dan pemasok masuk dalam perjanjian kontrak yang mendefinisikan layanan ditransfer. Di bawah perjanjian pemasok mengakuisisi sarana produksi dalam bentuk transfer masyarakat, aset dan sumber daya lainnya dari klien. Klien setuju untuk memperoleh layanan dari pemasok untuk jangka waktu kontrak. Segmen bisnis biasanya outsourced termasuk teknologi informasi, sumber daya manusia, fasilitas, real estate management, dan akuntansi.

Untuk setiap fungsi rantai pasokan, yang paling penting adalah apakah keputusan untuk Outsource atau melakukan fungsi dalam rumah. Keputusan untuk Outsource dibuat pada tingkat strategis dan biasanya memerlukan persetujuan dewan. Hasil outsourcing dalam rantai fungsi yang dilakukan oleh pihak ketiga. Proses diawali dengan tegas mengidentifikasi kegiatan yang akan outsourced dan umumnya membeli analisis untuk membenarkan keputusan tersebut. Hanya sekali usaha yang tinggi tingkat kasus telah didirikan untuk lingkup layanan pencarian akan mulai memilih mitra outsourcing.

Kompetisi Supplier

Kompetisi yang diadakan di mana klien tanda dan nilai pemasok proposal. Hal ini dapat melibatkan sejumlah tatap muka pertemuan untuk memperjelas persyaratan klien dan pemasok respon. Pemasok yang memenuhi syarat akan keluar sampai hanya beberapa tetap. Hal ini dikenal sebagai bawah pilih dalam industri. Hal yang biasa untuk pergi ke dalam due diligince tahap dengan dua pemasok untuk menjaga kompetisi. Setelah due diligence supplier menyerahkan yang terbaik untuk klien untuk membuat keputusan akhir bawah untuk memilih salah satu pemasok. Adalah tidak biasa untuk dua pemasok untuk pergi ke kompetitif negosiasi.

Negosiasi

Negosiasi mengambil asli RFP, pemasok proposal, BAFO masukan dan ini dikonversi ke dalam kontrak perjanjian antara klien dan pemasok. Tahap ini finalizes dokumentasi dan struktur harga terakhir.

Kontrak Finalisasi

Di jantung dari setiap menangani outsourcing adalah kontrak perjanjian yang menentukan bagaimana klien dan pemasok akan bekerja sama. Ini merupakan sebuah dokumen hukum yang mengikat dan merupakan inti bagi pemerintahan yang hubunganAda tiga tanggal yang signifikan masing-masing pihak menandatangani kontrak sampai dengan tanggal tanda tangan, tanggal efektif bila kontrak persyaratan menjadi aktif dan layanan permulaan tanggal ketika pemasok akan mengambil alih layanan.

Transisi

Peralihan akan dimulai dari tanggal efektif dan biasanya berjalan sampai empat bulan setelah tanggal permulaan layanan. Ini adalah proses untuk mentransfer dan staf yang akan di-pelayanan.

Transformasi

Transformasi adalah pelaksanaan sejumlah proyek-proyek untuk menerapkan perjanjian tingkat layanan (SLA), untuk mengurangi total biaya kepemilikan (TCO) atau untuk mengimplementasikan layanan baru. Penekanan pada 'standardisasi' dan 'sentralisasi'.

Layanan

Ini merupakan pelaksanaan kesepakatan dan berlangsung untuk jangka waktu kontrak.

Pembandingan

Beberapa kontrak outsourcing berisi clauses klien memberikan hak untuk patokan harga yang dibayarkan kepada selular di tonggak tertentu selama kehidupan kesepakatan. Pembandingan tegas pihak ketiga yang dipilih sesuai dengan persyaratan sepakat untuk menandatangani kontrak di (misalnya dipilih oleh klien, dipilih oleh selular, dipilih oleh kesepakatan bersama, atau pra-dipilih di menandatangani kontrak), dan melakukan perbandingan harga yang dibayarkan kepada sekarang harga pasar. Jika syarat-syarat untuk memberikan kontrak ini, penyedia layanan dan klien Mei menyesuaikan harga berdasarkan hasil patokan.

Penghentian atau Perpanjangan

Di dekat bagian akhir kontrak istilah keputusan akan dibuat untuk mengakhiri atau memperbarui kontrak. Penghentian melibatkan mengambil kembali layanan atau layanan transfer ke pemasok lain.

Alasan Outsourcing

Outsource adalah organisasi yang mencari keuntungan atau untuk menangani masalah-masalah berikut:
  • Penghematan biaya. Yang menurunkan dari keseluruhan biaya pelayanan kepada usaha. Ini akan melibatkan mengurangi lingkup, mendefinisikan kualitas tinggi, harga kembali, kembali negosiasi, biaya kembali struktur. Akses untuk menurunkan biaya ekonomi melalui offshoring yang juga disebut "labor arbitrage" upah yang dihasilkan oleh industri dan kesenjangan antara negara-negara berkembang.
  • Fokus pada Core Bisnis. Sumber daya (misalnya investasi, masyarakat, infrastruktur) yang berfokus pada pengembangan bisnis inti. Misalnya mereka sering organisasi Outsource TI untuk mendukung layanan TI specilaised perusahaan.
  • Biaya restrukturisasi. Operating Leverage adalah ukuran yang membandingkan biaya tetap untuk biaya variabel. Outsourcing perubahan keseimbangan rasio ini dengan menawarkan sebuah tetap untuk berpindah dari biaya variabel dan juga dengan membuat variabel biaya lebih predictable.
Kelebihan dan Kekurangan Outsourcing
Kelebihan
  • Secara keseluruhan akan pembiayaan lebih efektif dan efisien.
  • Kontrak kerja lebih mengikat untuk menjamin kelangsungan website anda.
  • Dikerjakan oleh tim yang profesional dan memiliki keahlian pada masing-masing bidang.
  • Pengerjaan lebih cepat.
Kekurangan
  • Engine yang digunakan merupakan hak cipta dari perusahaan outsourcing, sehingga anda tidak bebas menggunakannya untuk website lain selain yang tertulis dalam kontrak.



Pengadaan (Procurement)

Menjalankan sebuah manajemen pengadaan adalah bagian pengadaan yang secara umum memiliki visi  untuk memenuhi semua barang/bahan yang  dibutuhkan Perusahaan secara tepat waktu , tepat mutu, tepat pemasok dengan harga yang wajar dan kompetitif.
Untuk itu, yang harus dilakukan oleh Bagian Pengadaan adalah Merancang hubungan yang tepat dengan supplier dimana ada 2 cara/strategi pengadaan yang meliputi proses pembelian barang pada supplier yaitu,
a.       Pembelian rutin
Cara ini berlaku untuk perusahaan yang sudah memiliki supplier yang jelas  dimana sudah terjadi kesepakatan jangka panjang di antara kedua pihak. Contohnya seperti perusahan cetak/print yang memiliki supplier pabrik kertas
b.      Tender atau lelang
Strategi ini berlaku untuk perusahaan yang menyupplai barang dengan spesifikasi teknis yang cukup kompleks dan tidak akan dibeli berulang-ulang karena barang yang akan dibeli bukan merupakan barang yang standart sehingga supplier yang dimiliki tidak tetap.
Selain itu, perusahaan juga memiliki aturan yang memang mengharuskan penyuplaian/pembelian barang dilakukan dengan proses tender.

Perbedaan  Tender dan Lelang 
Tender,  saat pertama kali pihak perusahaan menawarkan harga pada para calon supplier, maka harga itu tidak bisa lagi direvisi. Sedangkan lelang, para calon supplier berkesempatan menawarkan harga/menurunkan harga sampai batas waktu lelang yang ditentukan. Kemudian untuk caranya, dalam system tender biasanya  tidak memperlihatkan harga penawaran dari supplier satu ke supplier lainnya(rahasia antara 2 pihak saja), sedangkan pada lelang justru para calon supplier diundang untuk mengikuti proses lelang dimana pada proses ini terjadi keterbukaan dari semua pihak.
Pemilihan Supplier yang tepat bagi perusahaan
Salah satu metodenya yaitu dengan AHP (Analytical Hierarchy Process) dengan langkah langkah sebagai berikut:
1.       Menentukan kriteria – kriteria pemilihan
Kriteria – criteria yang dibutuhkan biasanya masalah :
a.       Kualitas, dimana kualitas supplier akan sangat mempengaruhi pula kualitas perusahaan yang akan berdampak langsung pada kesan pelanggan.
b.      Waktu kirim
Berhubngan dengan jarak dan kapasitas, dimana semakin dekat jarak akan semakin pendek waktu kirimnya dan sebaliknya. Dan besar kecilnya kapasitas yang mampu dikirim dalam satu pengiriman, akan mempengaruhi waktu  kirimnya
c.       Finansial
Meliputi penawaran dan potensi. Penawaran tentunya sangat dipertimbangkan karena selain masalah kualitas ,perusahaan juga harus melakukan pengoptimalan keuangan dengan mempertimbangkan potensi potensi yang ada dari calon supplier.
d.      Inovasi
Inovasi yang diharapkan perusahaan sangat tinggi melihat semakin canggihnya tehnologi dan dorongan persaingan antar perusahaan, sehingga para peserta/calon supplier harus meyakinkan dan mampu memberikan inovasi-inovasi baru yang ditawarkan.
2.       Selanjutnya dari criteria-kriteria tadi masing-masing akan diberikan bobot dengan tujuan memudahkan dalam menghitung bobot masing-masing supplier.
3.       Selanjutnya setelah bobot masing-masing terhitung, kemudian dilakukan pengurutan

Strategi dan Desain Jaringan Distribusi

Tahap-tahap keputusan dalam sebuah rantai pasok :
1)      Strategi atau desain rantai pasok
2)      Perencanaan rantai pasokan
3)      Operasi rantai pasokan
Kali ini, kita akan membahas tentang tahap keputusan yang pertama, yaitu strategi atau desain rantai pasok. Keputusan strategi atau desain rantai pasok ini adalah keputusan tentang struktur sebuah rantai pasokan dan proses-proses apa saja yang akan dijalankan pada tiap tahap.
 Meliputi : lokasi, kapasitas produksi, produk, transportasi, sistem informasi.
Faktor yang mempengaruhi keputusan
1)    Strategis
Faktor Strategis à keputusan konfigurasi jaringan menentukan efektif tidaknya strategi yang diterapkan. Faktor strategis yang diterapkan pada perusahaan dibagi menjadi 2, yaitu :
a)  Perusahaan yang ingin responsif terhadap pasar : cenderung memiliki fasilitas yang lebih banyak dan dekat dengan pasar.
b)  Perusahaan yang berkompetisi berdasarkan harga : biasanya mencari tempat-tempat yang murah untuk lokasi operasi, dengan konsekuensi jauh dari pasar.
2)    Teknologi
Teknologi yang digunakan oleh suatu perusahaan juga mempengaruhi keputusan desain jaringan. Jika teknologi produksi menampilkan economies of scale yang signifikan, sedikit lokasi yang berkapasitas tinggi akan lebih efektif. Berbeda halnya dengan fasilitas yang berbiaya tetap yang lebih rendah, banyak fasilitas-fasilitas local yang dipersiapkan karena ini akan membantu biaya transportasi yang lebih rendah. Fleksibilitas dalam teknologi produksi berdampak pada  tingkat konsolidasi yang dapat dicapai oleh jaringan.
3)    Makroekonomi
Faktor-faktor ini meliputi pajak, bea cukai, tingkat kurs, dan faktor ekonomi lainnya yang tidak ada dalam diri perusahaan tersebut. Faktor ini memiliki dampak yang signifikan terhadap kesuksesan atau kegagalan dari jaringan rantai pasokan.
4)    Politik
Stabilitas politik dalam suatu negara merupakan hal yang sangat dipertimbangkan karena memiliki dampak yang signifikan terhadap peranan dalam pilihan lokasi. Perusahaan lebih memilih untuk menempatkan fasilitas pada lokasi atau Negara yang memiliki tingkat stabilitas yang memberikan kejelasan dalam hal aturan-aturan perdagangan dan kepemilikan.
Contoh : pada saat lengsernya Soeharto, banyak investor asing menutup pabriknya di Indonesia karena suasana politik dan krisis ekonomi yang melanda Indonesia.
5)    Infrastruktur
Keberadaan infrastruktur yang baik merupakan prasyarat yang penting dalam mengalokasikan fasilitas pada area tertentu. Infrastruktur yang jelek akan semakin menambah biaya bisnis.
Contoh : Jika di kota tersebut, sistem lalu lintasnya berantakan dan macet, serta jauh dari jalan utama atau tol, maka jelas akan mengganggu proses pendistribusian barang. Dan dapat berdampak pada tingginya biaya distribusi.
6)   Kompetisi
Perusahaan harus mempertimbangkan strategi, ukuran, dan lokasi pesaing saat merancang jaringan rantai pasokannya. Hal ini penting bagi perusahaan agar saat menetapkan fasilitas, para pesaing tidak dapat mengakses perusahaan tersebut.
7)    Biaya Logistik dan Fasilitas
Biaya logistik dan fasilitas yang terjadi dalam rantai pasokan dapat mengalami perubahan seperti jumlah fasilitas, lokasi dan alokasi kapasitas. Perusahaan harus mempertimbangkan persediaan, transportasi dan biaya fasilitas saat perusahaan tersebut merancang jaringan rantai pasokan. Semakin meningkatnya biaya persediaan dan fasilitas, maka semakin besar pula jumlah fasilitas yang digunakan dalam rantai pasokan. Semakin kecil biaya transportasi, maka jumlah fasilitas semakin besar. Jika jumlah fasilitas bertambah pada suatu titik dimana dalam perjalanan economis of scale hilang, maka biaya transportasi bertambah. Jumlah total logistik adalah seluruh persediaan, transportasi dan biaya fasilitas.
8)      Respons terhadap pelanggan dan keberadaan lokal
Jika perusahaan tersebut mengirimkan produknya ke pelanggan, maka otomatis perusahaa tersebut tidak hanya memikirkan lokasi fasilitas yang tepat agar waktu respons ke pelanggan cepat dan dengan biaya transportasi yang lebih rendah.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Desain Jejaring Distribusi
Dua dimensi yang paling mempengaruhi performa jejaring distribusi adalah : kebutuhan konsumen yang dipenuhi dan cost untuk memenuhi kebutuhan itu.
Elemen pemenuhan kebutuhan konsumen :
a)      Response time
b)      Product variety
c)      Product availability
d)      Customer experience
e)      Order visibility
f)       Returnability
g)      Elemen Cost
h)      Inventories
i)        Transportation
j)        Facilities and handling
k)      Information
Desain jejaring distribusi haruslah dibandingkan menurut dampaknya pada pelayanan konsumen
dan cost yang ditimbulkan dari pelayanan tersebut.
 MODELS FOR LOCATION PROBLEMS
·      Single Facility Location: Center of Gravity
·      Multi Facility Location: Multiple gravity, Mixed integer programming, Simulation, Heuristics.
·      Capacitated Plant Location Model